Banyak hal dan banyak cerita dalam hidup yang tidak dapat diuraikan satu - persatu bahkan terkadang sulit untuk ditelaah dengan akal pikiran. Terkadang pemilik hidup hanya ingin semuanya menjadi sebuah rahasia, karena ketika semuanya mengalir bak aliran air terjun nan elok, kita hanya terpana menatap keindahan ciptaan Sang Khalik. Tetapi ketika kita telah tersadar bahwa semuanya semu dan tidak menjanjikan apa -apa, waktu seakan tidak pernah berpihak, tak dapat diputar kembali, terus berjalan, berlalu dan meninggalkan. Tanpa kata, tanpa basa - basi, tanpa toleransi dan akan terus meninggalkan hingga saatnya sang waktu memang harus berhenti. Hari kemarin itu tidak pernah akan kembali, yang ada hanya hari esok. Ingin rasanya kembali mulai untuk meyusun kembali puing - puing asa yang selama ini terabaikan. KARENA semuanya harusnya berjalan dalam koridornya..!!!!! Tapi sebagai penikmat ruh, kita hanya bisa memperbaiki dan berusaha untuk lebih baik diantara semua godaan akan hikmatnya hidup.
Pergaulan dan lingkungan secara tidak langsung membentuk kepribadian seorang manusia. Berteman dengan penjual ayam otomatis kita akan bau amis ayam, berteman dengan seorang PELACUR otomatis kita akan masuk kedalam lingkungan perlacuran, dan berteman dengan maling otomatis lingkungan akan ng-judge kita sebagai maling. Semua sudah ada penilaian masing - masing. Tergantung kepada diri sendiri apakah akan ikut masuk kedalam dunia yang saya sebutkan tadi atau tidak. KARENA hidup adalah sebuah pilihan. Tapi berdasarkan fakta dan pengakuan beberapa orang teman, manusiawi jika kita tergoda karena pada dasarnya manusia digantungi ribuan setan dan mempunyai nafsu yang sangat besar. Jikalau kita sudah masuk dalam lingkungan yang kita pilih maka itu menjadi sebuah kesalahan kah atau pilihan kah? Jika memang sebuah kesalahan, itu salah siapa?
Pengalaman pribadi saya sebagai pemilik hidup dari titipan ruh Sang Khalik, begitu banyak hal yang telah terjadi selama 25 tahun 9 bulan sejak nyawa dihembuskan dalam raga ini. Dari hal terbodoh, ternista, terhina, terbaik ternikmat, hingga ter, ter, ter...... Semua berjalan seiring dengan arah jarum jam, ingin rasanya melawan arah jarum jam untuk membuktikan bahwa hidup ini memang punya saya dan harus menjadi seperti apa yang saya mau. Ibaratkan sebuah sinetron, saya adalah pemeran utama bagi hidup saya, tapi skenario siapa yang saya mainkan? Peran seperti apa yang saya mainkan? Konsepnya bagaimana? Atau saya memainkan sebuah peran dari skenario yang saya buat sendiri? Kalau begitu apa gunanya sutradara?
Ingin membuktikan bahwa takdir itu emang bukan perkara kebetulan, tapi sesuatu untuk dicari. Saya terlena dengan kenikmatan dan kemewahan dunia yang membawa saya pada sebuah kehancuran. Berdiri diantara tepian kata amal dan dosa. BOHONG, kalau saya mengatakan saya tidak menikmati dan BOHONG kalau saya mengatakan saya tidak menyesal. Karena memang seharusnya saya bisa lebih baik dari sekarang. Ingin rasanya mengingatkan orang yang ada di sekitar saya untuk tidak mengulangi kebodohan saya, tapi mereka pun berkata "Hidup harus dinikmati dan dijalani, mungkin ini memang jalan saya". Susah sekali membuat mereka sadar bahwa suatu saat dia pun akan menyesali nya seperti saya. Bukan sok tahu atau sok berpengalaman, tapi karena saya menyayangi mereka.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar