Rabu, 05 Januari 2011

Antara Film dan Kisah Nyata

Film RATU KOSMOPOLITAN seolah membuka dan menceritakan dengan gamblang kekejaman birokrat dan kejahatan pejabat berduit di negeri merah - putih ini terhadap rakyat kecil yang ada ditiap tepian ibukota. Yah, bukan hanya ibukota, bahkan mungkin dibeberapa daerah di Indonesia. Bukankah kita sering mendengar tentang rakyat kecil yang sudah tinggal bertahun - tahun disuatu daerah mendadak diusir karena tidak mempunyai sertifikat, atau kebakaran di pasar tradisional yang kemudian setelah kebakaran berdiri sebuah mall megah. Atau kasus - kasus lain seperti tanah bersengketa, rakyat digusur dan entah apalagi. Semua karena ketamakan dan kebiadaban seorang pejabat bertampang malaikat dan beraroma surga. Justru orang lebih takut dengan preman pasar yang gondrong, bau dan bertato dari pada pejabat.

Film RATU KOSMOPOLITAN, yah film ini seolah bercerita tentang kisah nyata kehidupan rakyat kecil tertindas. Dimana pada sebuah perkampungan kecil, hidup beraneka ragam suku bangsa yang rukun, tetapi karena sebuah tangan dingin seorang pejabat ingin mengubah menjadi apa yang diinginkan. Mereka bermain dengan kecurangan. Menyogok pejabat pemerintahan Badan Pertanahan Nasional agar membuat sertifikat tanah palsu. Kemudian membuat sebuah kebakaran palsu yang membakar sertifikat tanah asli punya warga dan akhirnya mengganti rumah warga dengan harga yang murah. Warga tidak dapat berontak karena memang mereka dalam keadaan yang tidak menguntungkan. Sungguh menyedihkan, memang ini adalah hanya sebuah film. Tapi film dibuat dari sebuah kisah nyata bukan?

Bedanya adalah dalam film ini ada pahlawan untuk menyelamatkan nasib rakyat kecil, berbeda halnya dalam kisah nyata, pahlawan tidak pernah ada. Dan rakyat menangis......

Saat ini di Indonesia terjadi berbagai macam peristiwa, harga cabe meningkat drastis hingga ratusan ribu rupiah/kg, sepakbola dipolitisasi, kecurangan dari berbagai tes pns pemda, dana bantuan gempa sumbar tahun 2009 belum terakomodir, Gayus Tambunan mafia pajak yang berada didalam penjara bisa menonton pertandingan tenis di bali bahkan jalan - jalan ke singapura. Yang saya sebutkan itu hanya sebagian kecil dari kejahatan pejabat. Semua bermain diatas dengan kelicikan dan memanipulasi rakyat kecil. Negara ku oh negaraku. Merah - putih bernoda karena sebagian dari MEREKA TERGIUR uang rakyat..!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar