Selasa, 18 Januari 2011

Kesenian Tari di Indonesia yang Identik dengan Magis

Oleh: AnneAhira.com Content Team

Kesenian tari di Indonesia menjadi bagian kebudayaan Indonesia itu sendiri yang bersandingan dengan kesenian lain. Kesenian tari semakin mengukuhkan bahwa Indonesia adalah negara yang kaya akan seni dan budaya. Dalam beberapa hal, seni dan budaya juga bisa berperan sebagai tanda pengenal dari sebuah negara.

Selalu Diawali Ritual
Kebudayaan di Indonesia tidak pernah lepas dari pengaruh kepercayaan leluhur atau mitos. Misalnya, upacara penyambutan kelahiran bayi, upacara pernikahan, ritual saat wanita hamil, bahkan hingga kematian. Semua adat dan kebudayaan itu tidak pernah lepas dari kata-kata ritual. Begitupun, dengan kebudayaan yang sifatnya hiburan. Seni tari di Indonesia juga bernasib sama. Ketika sebuah kesenian tari akan dipertunjukkan, para penari atau orang-orang yang terlibat dalampertunjukan, baik langsung maupun tidak langsung, biasanya akan melakukan berbagai ritual terlebih dahulu. Ritualnya pun berbeda-beda untuk setiap tariannya, bergantung pada nilai historis tarian tersebut. Di antara sekian banyak jenis tarian tradisional Indonesia yang bernuansa magis, dua di antaranya adalah tarian kuda lumping dari daerah Jawa dan tari kecak dari daerah Bali. Keduanya seolah bisa menggambarkan bahwa betapa pengaruh magis tidak pernah hilang dari kebudayaan Indonesia.

1. Kesenian Tari Kuda Lumping
Tarian ini berasal dari daerah Jawa. Masyarakat Jawa menyebutnya dengan jaran kepang atau jathilan. Disebut jaran kepang karena jarandalam bahasa Jawa artinya 'kuda', sedangkan kepang artinya 'anyaman'. Sesuai namanya, tarian tradisional ini menggunakan anyaman bambu berbentuk kuda sebagai peralatan “tempur” yang utama. Tarian ini memiliki nilai histroris yang cukup masuk akal. Beberapa ahli tari menyebutkan bahwa tarian kuda lumping adalah bentuk penghargaan masyarakat kepada para pasukan berkuda yang hidup di zaman Pangeran Diponegoro. Tarian kuda lumping juga seolah menggambarkan sifat-sifat heroik para pasukan berkuda tersebut.Gerakan yang identik dengan tarian kuda lumping adalah gerakan-gerakan lincah layaknya seorang pasukan berkuda yang tengah berperang.
Di tengah-tengah pertunjukan, para penari biasanya memperlihatkanatraksi yang cukup berbahaya. Mereka memakan beling, berjalan di atas pecahan kaca, menyayat bagian tubuh mereka menggunakan benda-benda tajam dan membakar diri. Atraksi tersebut konon bertujuan untuk menciptakan kesan hebat para pasukan berkuda dari sisi lain, yaitu kehebatan ilmu supranatural yang sudah mendarah daging bagi masyarakat kerajaan. Atraksi berbahaya itu juga tidak dilakukan secara sembarangan. Para penari biasanya telah mendapatkan “bekal” terlebih dahulu. Jika tidak, tentu saja ia akan kesakitan layaknya manusia.

2. Tarian Kecak
Tarian tradisional ini merupakan tarian khas Bali, asli Indonesia. Keindahan tarian ini, bahkan, pernah beberapa kali dijadikan settingpembuatan film, baik luar negeri maupun dalam negeri. Salah satunya adalah film The Fall karya sutradara Tarsem Singh. Meskipun sepintas lalu, tari kecak dalam film The Fall ini dirasa cukup untuk mengenalkan tarian Indonesia pada masyarakat dunia. Tarian ini mempunyai nilai historis yang sangat erat kaitannya dengancerita Ramayana. Barisan penari yang melingkar dalam tarian kecak, konon, diilhami dari barisan para kera yang membantu Rama ketika melawan Rahwana. Gerakan pada tarian ini cendeung statis. Para penari hanya duduk bersila sembari mengangkat kedua tangan dengan terus menyerukan kata “cak” berulang kali. Pakaian yang digunakan pun terbilang sederhana. Para penari mengenakan kain kotak-kotak berwarna hitam putih dan dilengkapi dengan ikat kepala khas lelaki Bali. Namun, kesederhanaan tarian kecak tidak berlaku bagi nilai magis yang terkandung di dalamnya.Bukan hanya merefleksikan perjuangan Rama ketika melawan Rahwana, tarian kecak mengandung nilai magis yang berhubungan dengan budaya Bali, yaitu ritual sanghyang.
Dalam ritual sanghyang, tarian berfungsi sebagai penolak bala ataupun wabah penyakit. Ketika pertunjukan kecak dimulai, konon para penari sudah dalam keadaan tidak sadar. Alam bawah sadar mereka dikuasai oleh roh-roh leluhur. Saat itu, mereka dipercaya tengah melakukan interaksi dengan Tuhan atau roh-roh leluhur dan meminta kebaikan bagi seluruh masyarakat.

---saduran http://www.anneahira.com/kesenian-tari.htm ---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar