Sabtu, 15 Januari 2011

Menangis Sebenarnya Untuk Apa?

Hari ini banyak sekali status teman - teman facebook saya yang mengeluh tentang cinta, hidup dan semuanya berujung pada status menangis. Mengutip dari salah satu contoh kasus adalah status dari Ami Marzita Edison, rekan kerja saya dulu "Ketika seseorang menangis bukan berarti dia tidak berusaha menahannya, melainkan karena pertahanannya sudah tak mampu lagi membendung air matanya. Ketika seseorang menangis bukan karena dia ingin terlihat lemah, melainkan karena dia sudah tak sanggup berpura-pura kuat". Yang saya tahu ami bermasalah dalam soal percintaan. Beberapa waktu lalu sempat menceritakan dan meminta pendapat saya bagaimana menyikapi persoalannya dengan bijak. Mudah - mudahan untuk kali ini bukan masalah cinta yang sedang melanda perempuan berwajah innocent itu.

Setiap manusia diberkahi akal, pikiran dan termasuk hati, nah kalau sudah berbicara tentang hati pasti nyangkutnya dengan perasaan yang sensitif atau bijak (tergantung si pemilik hati). Dan kalau ada masalah yang berkaitan dengan perasaan, biasanya identik dengan nangis. Katanya manusiawi dan dengan menangis kita dapat mengurangi sedikit beban yang nyesak didada. Jadi inget lirik lagu Dewa 19 "menangislah, bila harus menangis karena kita semua manusia.....". Dan saya pun ingat dengan kejadian 4 tahun lalu, kata - kata seorang teman ketika saya menangisi orang yang saya cintai ternyata menikah dengan perempuan lain setelah sebelumnya saya juga menangis karena kebebasan yang terkukung oleh keputusan orang tua. Selalu menangis dan menangis. "Cengeng banget sih lo? Apa - apa selalu nangis, lo kira air mata lo bisa nyelesaiin masalah lo? lo kira dengan nangis bisa ngebalikkin keadaan seperti semula? Punya otak kan buat mikir gimana caranya untuk bisa tetep survive?" Itu adalah kata - kata terpedas sekaligus motivasi untuk diri saya sendiri. Saat itu saya bagai ditampar dengan kencangnya di siang hari yang panas. Pada saat itu saya hanya berpikir kenapa teman dekat saya memusuhi saya dan menyuruh saya berhenti menangis. Apakah sebegitu dangkalnya pikiran teman saya yang sama sekali tidak mengerti apa yang saya alami, saya sakit dengan batin yang menjerit. Tapi ketika dalam kondisi yang normal, saya selalu berpikir "kemarin nangis buat apa yah?" Yang ada cuma menguras energi, capek, mata sembab, yang ditangisin juga belum tentu berubah. Misalnya menangisi pacar yang selingkuh, apakah dengan menangis, pacar kamu tidak menjadi seorang buaya dan kembali kepada kamu? Kalau memang iya, lakukanlah dan menangislah sekuatnya. Atau misalnya jika nilai kita jebot dan terancam tidak akan lulus ujian akhir, berguna kah kita menangis? Jadi menangis sebenarnya untuk apa, jika hanya berujung untuk menutupi kesalahan yang tidak pernah akan berubah. Bukankah bangkit dan mencari sesuatu yang baik itu akan lebih berguna. Hm, berbeda misalnya kita menangis jika ditinggalkan dengan orang yang kita sayangi bukan karena sesuatu yang negatif atau error. Misalnya sahabat terdekat kita meninggal, perasaan sedih pasti ada, tapi dalam islam juga tidak dianjurkan untuk menangis dengan berlebihan.

Nangis dan senyum adalah dua hal yang berbeda dan sangat bertolak belakang. Dalam sebuah tangisan kita belum tentu bisa tersenyum tapi ketika tersenyum kita bisa menangis. Misalnya menangis karena bahagia bisa naik haji dan lain sebagainya. Lagi - lagi jadi ingat lagu Dewa "hadapi dengan senyuman, semua yang terjadi biar terjadiiiii, hadapi dengan tenang jiwa, semua kan baik - baik saja." Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan, cuma terkadang memang penerapan dalam kehidupan sangatlah sulit. Menangis bukan berarti tidak beriman. Banyak orang bilang "perempuan identik dengan menangis." Wah ini pernyataan yang salah besar, perempuan memang identik dengan kaum lemah (bagi sebahagian orang, tetapi tidak untuk saya). Pengalaman pribadi saya justru banyak sahabat saya yang pria tidak segan menangis dihadapan saya, malah ada yang menangis di pundak saya. Itu bukan pembuktian bahwa mereka cengeng atau manja. Melainkan karena alasan lelaki juga manusia, tiap manusia memiliki rasa sensitif dan perasaan.

Jadi menangislah selama menangis itu mendatangkan manfaat untuk kamu. Tetapi jangan pernah menangisi kesalahan yang pernah diperbuat, atau menangisi kekasih yang meninggalkan kamu karena perempuan lain apalagi menangisi nasib dan keputusan takdir. Karena saya rasa semua itu tidak akan ada gunanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar