Kamis, 06 Januari 2011

Nilailah Sesuka Anda

Renungan pagi ini adalah tentang jati diri yang hilang. Terkadang orang bisa merubah kepribadian karena tuntutan pekerjaan. Misalnya tuntutan menjadi bencong dalam sebuah peran sinetron sehingga dalam keseharian mendadak menjadi bencong betulan. Tetapi disini saya sama sekali bukan ingin berbicara tentang sebuah peran yang saya mainkan. Karena hidup yang sebenarnya adalah mengacu pada kalimat "Life's Not Movie, Life's Realize". Saya justru berbicara yang lebih menjurus kepada kepribadian. Yah, kepribadian saya selama 2tahun terakhir sejak bergabung dengan dunia broadcast. Dunia yang menurut semua orang dunia yang asik karena mempunyai public relation yang luas, dunia yang menurut semua orang adalah hebat karena mempunyai public speaking yang bagus, dunia yang dielu - elukan semua orang karena punya banyak fans, diidolai, digilai, dipuja bahkan tempat curhat para pendengar. Pintar karena bisa memberikan berbagai solusi kepada pendengar yang curhat kala on air. Punya life style modern dan banyak lagi. Tapi sebagai seorang broadcaster tidakkah anda berpikir tentang kepribadian anda dibeberapa akun jejaring sosial anda? Anda dituntut menjadi orang yang super ramah, super baik, super loyal, super super super dan super kepada semua orang, bahkan anda tidak kenal.

Risih kah atau menikmati kah?

Bagi saya itu RISIH, bagaimana tidak. Ketika saya harus melayani semua permintaan mereka yang terkadang terkesan mengada - ngada. Karena semuanya memang tidak pernah nyata, menurut kacamata saya.

Di akun twitter, friendster, ym, koprol saya bisa menjadi diri sendiri. Di twitter saya hanya menjawab mention dari orang yang saya kenal. Begitu juga dengan koprol, dan friendster sudah jarang dibuka. Bahkan akun chat ym pun saya merahasiakan email saya. Bukan sombong atau tidak friendly, tapi saya menghargai yang namanya privacy dan ada ketakutan jika suatu hari saya sedang badmood kemudian online chat di ym, ada yang memancing emosi saya, justru akan memperparah keadaan. Jika chatnya tidak dibalas, mereka mengatakan sombong bahkan mengupdate status pedas dengan sengaja agar terbaca. Padahal disaat yang sama, saya harus berkomunikasi via ym dengan teman saya. Nah, bingungkan bagaimana mengatasinya? Hal tersebut sudah sering terjadi di facebook. Akun yang sangat fenomenal. Dulu saya hampir tidak pernah mengaktifkan jendela chat.

Ketika saya menjadi seorang penyiar, banyak sekali yang menanyakan akun facebook saya baik secara on air, via message ke radio ataupun via ol chatbox dengan facebook radio. Awalnya fun, karena punya banyak teman dan mereka mengidolakan saya. Dalam 1 bulan yang nge-add sampai ratusan orang. Tapi permasalahan yang kemudian muncul adalah ketika saya membuat status, yang komen juga aneh - aneh. Ada yang extra perhatian hingga bisa dikatakan masuk kategori lebay, ngatain sampai memuji dan memaki. Hm,, kalau berbicara makian, cacian, umpatan dan hujatan, itu bukan hal asing dan masing - masingnya sudah pernah saya alami. Sampai timbul TRAUMA, bahkan semua komen yang mampir di facebook saya, lari dari topik status. Suatu hari tiba masanya saya capek dan memutuskan untuk mendelete semua yang tidak kenal dari friendlist facebook. Ada yang terima dan tidak. Yang tidak terima hanya bisa mengirim message via inbox dengan kata - kata yang tidak enak dan ada juga yang meng-add lagi.

Sayangnya saya bukan orang dengan tipe cuek yang bisa masa bodoh atau acuh tak acuh dengan hal kecil. Saya cenderung memikirkan apa yang mereka lakukan terhadap saya dan mengapa begitu, hingga menimbulkan penyakit otak yaitu pusing.

Saat ini facebook saya 95% bersih dari orang tak dikenal dan 5% lagi luput dari penyortiran, saat ini saya tak perlu takut untuk mengaktifkan jendela chat, tak khawatir membuat status yang akan bersinggungan dengan corporate image tempat saya bekerja, tak takut dikomen lagi karena yang komen adalah orang yang saya kenal and all just for fun. Not more..!! Dan saya juga bukan broadcaster lagi tapi embel - embel mantan penyiar masih melekat. Dunia kepenyiaran, kenapa saya bisa terdampar didunia itu? Jawabannya adalah ENTAHLAH, kerjaan yang sangat bertolak belakang dari jurusan perkuliahan saya dulu. Tapi jujur saya bangga telah sukses (menurut penilaian saya pribadi) menjadi penyiar yang komunikatif dan kreatif dengan segala kelebihan serta kekurangan.

Tapi sumpah, dalam membuat status di facebook saya masih sangat hati - hati. Ketika saya membuat status yang bermakna ambigu, mereka akan otomatis menilai saya dalam dua arah. Positif dan negatif. Karena facebook adalah diary bagi sebagian orang. Apa yang saya tulis di status adalah apa yang saya pikirkan dan sebagian orang menilai kepribadian seseorang dari status facebook. Adil kah itu?
Dan saat ini saya hanya bisa berimajinasi, berkata jujur dan berkeluh kesah tentang hidup, cinta, teman dan semua tentang diri saya hanya di blog sederhana ini. Mereka akan tahu siapa saya jika mereka membaca semua tulisan saya. Seorang ndrie yang terkadang menjadi tempat curhat, seorang ndrie yang sering memberikan kata - kata bijak dalam menasehati, seorang ndrie yang menjadi pelawak jika melihat orang bersedih, seorang ndrie yang dijuluki wonder woman, seorang ndrie yang selalu tertawa dan heboh dimanapun kapanpun, seorang ndrie yang kalau marah menyeramkan, seorang ndrie yang terkadang prinsipil tapi realistis, seorang ndrie yang menghargai privacy. Tapi ndrie yang sebenarnya adalah........................ tapi saya BUKAN pecundang. Sering menangis dan .................? Nilailah sesuka anda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar