Senin, 03 Januari 2011

Doa yang BUTA

Ini adalah note pertama diawal tahun dan sekaligus menjadi kado paling pahit sepanjang hidup saya.

Lagi dan lagi, hari ini kembali saya menelan pahit sebuah harapan yang tlah saya pupuk sejak tahun 2008. Kembali saya menutup rapat cita - cita yang saya impikan sejak dulu. Saya tidak meminta menjadi nyonya dari pria kaya sebagai pendamping hidup. Saya tidak meminta hujan emas bertabur duit. Saya tidak pernah meminta ada cinta yang berlebihan dalam keluarga ini.
Keluarga yang tidak pernah saya mengerti ini keluarga apa?

Saya lelah untuk berbicara dan bermimpi, saya letih menjalani hidup, saya menyerah menjadi Indrie Purnasari, saya hanya ingin bertemu dan berbicara pada Mu Tuhan untuk menyampaikan sebuah keinginan yang memang saya BUTUHKAN. Bukan sebuah keinginan yang neko - neko. Berkeluh kesah lewat bait doa ternyata tidaklah cukup untuk Anda dengarkan apa yang saya butuhkan sebagai seorang manusia. Ataukah mungkin karena doa dari seorang terhina dan pendosa seperti saya memang tidak pantas untuk Anda dengarkan? Saya juga umat Mu, bukankah Anda akan ada untuk siapa saja? Saya yakin Anda ada, tapi kenapa tidak pernah Anda mendengar jeritan doa yang menyatu dengan tiap air mata saya yang mengalir.
Inikah kado awal tahun yang Anda berikan untuk saya?

Teman saya bilang: "Apapun hasilnya, itu adalah yang terbaik. Karena Tuhan memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan"
Dari pernyataan diatas timbul sebuah pertanyaan didalam benak saya yang tidak pernah bisa saya jawab sejak pertama kali saya gagal hingga saat ini. "Sebenarnya itu terbaik buat siapa? Sebenarnya itu kebutuhan siapa?"

Haruskah saya kembali kepada kehidupan seperti dulu dan meninggalkan perubahan baik dalam kehidupan saya sekarang untuk menikmati keindahan dan kehidupan di dunia yang sebenarnya?

Kapan Anda memberikan saya kesempatan untuk menjadi orang baik diatas semua yang halal? Ingin marah tapi pada siapa? Ingin pasrah tapi saya seolah sudah tak bernyawa.

2 komentar:

  1. ya begh, hidup emg pahit kala gw dituntut utk mendapatkan sesuatu yg sebnernya gw yakin gw mampu tapi kesempatan gag pernah berpihak

    BalasHapus