Sabtu, 15 Januari 2011

Puisi-puisi Budhi Setyawan

kompas.com - Sabtu, 15 Januari 2011 | 13:54 WIB (Editor: Jodhi Yudono)


Yang Surut
ada debu yang ngeri pada gelap bayang merengek memaksa minta pulang sebelum ambang petang menjelang apakah: tentang dendam tak seberangkan balas tentang rindu tak menemu taut tentang cita tak bersua cipta tentang cinta tak mendapatkan pantulnya
seperti membaca cerita pendaki gunung yang jatuh di permai alam curam

Rekat Tarekat
pada puisimu yang mengumpulkan bentang semesta resah berarak suluk ke langit dengan lumur gerak warna kekar belantara merunduk tanah menanyakan sepiNya

Hu
jantungku melebam tertatih melata di antara kerlip pendar suara mencari ruas resonansi percik irama meniti satu satu menuju ke dalam detak degupMu

Kerajinan Jiwa
karena hujan memanggilmu pulang ada atap yang bocor serambut meneteskan elegi di sebuah kamar di rumah kenangan diiring badai kata kata menyodorkan kecamuk menghunus hiruk pikuk terburu segera menemu peluk puisi yang lama tersimpan di lambaian pantai memerah jingga diperam senja ada yang mesti diurai lagi lalu dirajut kembali juga diberi sulaman warna yang lebih berani karena percakapan dengan hening kedalaman memberikan titik runcing cahaya dan sayapnya mengepakkan damai ke dalam setiap rindu yang tercipta

Bumi Dirundung Sakit
alam raya masih mondar mandir mencari bayangannya yang jatuh entah di mana menelungkup lunglai abad dilangkahi kaki kaki berjamur dan penuh koreng bilur bilur lukisan asap tertawa prahara bergantian ke kamar pas memanah lukisan ketenangan yang tergantung di dinding
kepiluan yang tertumpah meranggaskan hijau buku silam

Insomniamalam beku di bawah relung gelap tanpa ucap menggelincir usap ditusuk tusuk sepi yang belati hingga sepi letih lalu terkulai sendiri

Stereotip
sedemikian banyak foto tergantung di alis matamu ada yang miring berjamur lembab mengelupas sobek tergores tercoret warna buyar
tapi fotoku tak pernah kau cetak tetap negatif di dadamu

Budhi Setyawan, kelahiran 9 Agustus 1969. Penyair asal Purworejo, Jawa Tengah, yang merantau ke Jakarta karena pekerjaan sebagai pegawai negeri. Pernah menjadi drummer sebuah band. Tergabung dalam kegiatan rutin bulanan Sastra Reboan di Bulungan, Jakarta Selatan. Beberapa tulisannya pernah dimuat di: Bali Post, Republika, Jurnal Nasional, Sinar Harapan, Seputar Indonesia, Tribun Kaltim, Suara Karya, Majalah Horison, GONG, STORY, KORT, Ekspresi, Jurnal The Sandour, Bulletin Littera, Replika, dll. Puisinya ada di beberapa antologi bersama. Buku antologi puisi tunggalnya: Kepak Sayap Jiwa (2006), Penyadaran (2006), Sukma Silam (2007). Silakan kunjungi blog pribadinya di alamat: www.budhisetyawan.wordpress.com

---saduran---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar